Selasa, 24 Maret 2009

senandung yang sumbang

dewi yang menguasai mimpi,
dimana harus kucari sang angan ?
bila seberkas sinar biru yang menuntunku,
mulai tenggelam dimakan peri usil,
riuhkan gulana hampiri detik demi detik didiri,
membayangkan yang tidak-tidak,
tanpa adanya senyum yang mengembang,
diatas tempat bersandar,
apa yang mesti kuketahui,
seperti angin kehilangan arah hembusan,
menoleh kekiri ….
terhempas kekanan,
tak jera atau memang sudah biasa,

takkan lagi kau cari aku,
jikalau nanti sudah ada nada yang lebih baik dari aku,
kaukan melepasku,
seperti busur panah yang tak mengarah,
hanya lurus yang mulai lusuh,
dengarkan janjimu buatku mendesah pilu,
tak terkira ada yang terbaik bagiku,
saat denganmu apapun itu ……



kepak sayap terbang

dunia yang memulai pagi dengan ceria,
aku membuka mata,
berat ……
tapi ada bayangan-bayangan nakal,
meraihku ajak turut serta membagi kisah,
tentang bumi harukan mentari,
melupakan harumnya melati,
yang melalui beragamnya warna surgawi,

aku liar katanya,
tengok kearahmu ada harapku,
menghampiri dewasanya waktu aku menapak lelah,
perlahan kau bukakan ruang rapuhmu,
entah darimana asalnya,
dari hatimu keluar sayap yang aku perlukan,
untuk lindungiku dari bebannya dunia,,
sekarang kau ulurkan tanganmu,
pinjamkan waktumu,
‘tuk ajari aku terbang hiasi angkasa luas,
nan biru,
yang tak terbendung oleh suatu mega.

Tidak ada komentar: